CINTA UANG MEMBAWA PETAKA

(1 Timotius 6:10)  

Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.

Ia kaya raya luar biasa.
Ia sendirilah yang mencelakakan dirinya. 
Di umurnya yg kini sudah 79 tahun. 
Yang dulu naik Rolls-Royce dan kini harus pakai kursi roda.

Bulan lalu tuduhan kepadanya ditambah lagi dengan 105 tuduhan baru. Penggelapan, penipuan, pemalsuan, dan segala macam perkara sejenis itu. Total, ditambah tuduhan tahun lalu, ia harus menghadapi 130 tuduhan di pengadilan.

Entah berapa tahun hukuman yg bakal dijatuhkan kepadanya. Kalau semua hukuman itu kelak dijumlahkan maka itu lebih lama dari kehidupannya.

Nama orang superkaya itu, Lim Oon Kuin. 

Lim punya tandon minyak mentah terbesar di Asia: Hin Leong Trading Pte Ltd. Tangki² raksasanya bisa memuat minyak dari dua tankers paling besar di dunia. Letaknya di sebuah pulau di Singapura.

Lim memang salah satu pedagang minyak terbesar di Asia. 
Pendapatan setahunnya mencapai Rp 450 triliun.

Media di Singapura menyebutkan Lim memang suka judi. 
Termasuk judi dalam bentuk spekulasi. 
Di perdagangan minyak. Harga naik diperjudikan. Harga turun diperjudikan. Ia memang suka spekulasi. Mengandalkan ketajaman intuisi bisnisnya.

Perjudian terbesarnya terjadi tahun lalu
Ketika Wuhan dalam penderitaan besar: dihantam wabah Covid-19. Sampai harga minyak mentah dunia, waktu itu, turun drastis. 
Tinggal USD 50/barel. 
Dari dua bulan sebelumnya yg masih USD 70.

Ketika harga begitu rendah Lim memutuskan untuk memborong minyak mentah
Tanpa hedging, ia begitu yakin apa yang terjadi di Wuhan segera teratasi. Harga minyak pun akan segera naik lagi.
 
Ia percaya akan kemampuan pemerintah Tiongkok dalam memadamkan wabah di Wuhan itu. Bahkan ia juga percaya bhw wabah itu tidak akan meluas ke mana²

Ternyata meleset. 
Salah besar.
Memang tdk sepenuhnya salah. 
Walaupun Wuhan cepat teratasi, 

Namun....

Covid-19 merajalela ke seluruh dunia sampai sekarang.

Harga minyak mentah terus mengalami kemerosotan tajam

Setiap kali harga minyak mentah turun, maka nilai minyak yang ditimbun Lim pun ikut turun. 
Padahal timbunan minyak itu menjadi jaminan untuk kredit Bank. 
Sedangkan ia melakukan penimbunan dgn uang dari Bank.
Itu tidak masalah kalau saja harga minyak naik lagi
Tapi nyatanya harga minyak terus turun.

Setiap kali harga itu turun, nilai jaminan Banknya menjadi tidak cukup lagi.
Lim harus menambah jaminan. Turun lagi. Tambah jaminan lagi.

Padahal harga minyak masih turun terus. 
Dari 50 ke 45. Ke 40. Ke 35. Ke 30. Ke 25.
Akhirnya ia pun panik. Beberapa waktu kemudian masih turun lagi menjadi USD 20/barel.
Sehingga ia tidak kuat lagi. 
Ia mulai berpikir memainkan angka-angka. Ia panggil direktur keuangan perusahaannya. Ia minta sang direktur membuat pembukuan yg sesuai dgn yg ia inginkan.

"Kalau ada risikonya saya yang bertanggung jawab," ujar Lim kepada bawahannya seperti dilaporkan di media Singapura. 
Sang bawahan minta agar perintah itu tidak hanya lisan

Itulah yg kemudian menjadi bukti bahwa semua yang dilakukannya atas perintah dari sang pemilik perusahaan

Misalnya, agar perusahaan membuat buku yg tidak sesuai dengan kenyataannya
Yang mestinya rugi dibuat seakan tetap berlaba. 
Labanya dibuat besar, USD 800 juta. 
Agar tetap bisa mendapat kepercayaan dari Bank. Untuk terus bisa menambah Kredit

Langkah besar lainnya, 
Lim menjual stok minyak nya dengan harga rugi. Untuk menutup cash flow yang terus memburuk.

Padahal stok itu dijaminkan ke Bank. 
Yang setiap menjualnya harus melapor ke Bank & uangnya harus masuk Bank

Tapi Lim menjualnya secara diam², agar bisa menggunakan hasilnya untuk tutup sana-sini.

Ibarat perjudian beneran, agar Lim bisa terus memainkan kartunya. 
Tapi ia tidak kunjung punya kartu As. 
Dari waktu ke waktu,
Lim terus mengalami kekalahan demi kekalahan

(Amsal 10:9)  

Siapa bersih kelakuannya, aman jalannya, tetapi siapa berliku-liku jalannya akan diketahui. 

Akhirnya terbongkar... Sudah terlalu banyak kartu palsu yang ia mainkan. Ketahuan. 
Persoalannya bukan lagi di ranah hukum dagang. 
Tapi sudah ke ranah pidana. Singapura keras dalam hal ini

Tidak peduli siapa Lim. Yang bisnisnya pernah ikut membawa Singapura menjadi salah satu sentral perdagangan minyak dunia

Awalnya begitu harum nama Lim di mata pemerintah Singapura. 
Kini nama itu begitu busuk di mata perbankan dan di mata hukum.

(Amsal 22:1)  

Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas. 

Orang yang begitu kaya menjadi tidak bermakna. Orang yang begitu gagah kini harus ke kursi roda.

Hartanya disita pengadilan. 
Di bawah pengelolaan independen. Perusahaannya dijalankan oleh profesional yang ditunjuk pengadilan. 

Lim sendiri tidak kuat. 
Ia membawa perusahaan nya ke pengadilan: 
untuk di PKPN, dinyatakan bangkrut.

Rumah² nya di Singapura dan di Australia dibekukan. Salah satunya rumahnya yang di Singapura. Luasnya 3.000 m2. 

Meski semua aset sudah dibekukan senilai sekitar Rp 50 triliun, Lim tidak bisa terhindar dari penjara

Padahal total asetnya itu masih cukup untuk menutup ke semua kreditnya. 
Yakni ke 4 bank. Senilai sekitar Rp 50 triliun juga

Asetnya yg paling berharga adalah kapal² tankernya
Lim punya 130 buah kapal. Tapi sayangnya Lim telah melakukan perbuatan pidana

Kalau saja semua kesulitan itu murni akibat risiko bisnis, 
Lim masih bisa bernapas.
Tapi urusan Lim sekarang ini sangat berbeda. 
Bahkan sisa umurnya pun tidak akan cukup untuk menjalani seluruh total hukumannya.

Lim tidak berhasil melewati waktu terburuknya. Padahal kalau saja semua itu terbongkar enam bulan kemudian ceritanya bisa lain. Karena harga minyak belakangan ini naik lagi. 
Bahkan bulan lalu sudah USD 79 barel. 
Sudah USD 20 di atas harga saat ia mulai menimbun.

Sayangnya terlambat...
Lim sudah telanjur jadi tersangka.

Harta dua anaknya pun dibekukan

Sebenarnya masih ada satu keinginan Lim yang belum terpenuhi. 
Yakni membangun kilang BBM terbesar di Asia. Kapasitasnya 600.000 barel
Lokasinya pun sdh ia pilih: di sebelah pusat penimbunan minyak mentahnya itu agar efisien.

Sejak tahun 2010, Lim berjuang mewujudkannya: belum berhasil. 
Dari 4 kilang yg dimiliki, 4 perusahaan di sana, Singapura sudah memiliki kilang 1,4 juta barel. 

Kalau saja kilang milik Lim berhasil 
Singapura punya kapasitas kilang 2 juta barel

Lim lahir di Kabupaten Putian, Fujian. 
Dulunya kabupaten ini amat miskin. 
Letaknya di antara kota Xiamen dan Fuzhou.
Ketika masih kecil ia ikut orang tua pindah ke Singapura
Setelah remaja, Lim mengerjakan apa saja di Singapura. 
Terutama mengirim bahan bakar dlm jumlah kecil² ke perahu² yang ada di pantai Singapura.
Dari situ Lim berkembang menjadi raja minyak. 
Kini ia hanya bisa mengenang semua itu dari atas kursi rodanya.
Ia susah sekali
(Dahlan Iskan)

(Pengkhotbah 2:22-26)

Apakah faedahnya yang diperoleh manusia dari segala usaha yg dilakukan nya dengan jerih payah di bawah matahari dan dari keinginan hatinya?
Seluruh hidupnya penuh kesedihan & pekerjaannya penuh kesusahan hati, bahkan pada malam hari hatinya tidak tenteram. 
Ini pun sia-sia. 
Tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum & ber-senang² dalam jerih payahnya. 
Aku menyadari bahwa ini pun dari tangan Allah. 
Krn siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan di luar Dia? 
Karena kepada orang yang dikenanNya Ia mengaruniakan hikmat, pengetahuan & kesukaan, tetapi orang berdosa ditugaskan-Nya untuk menghimpun & menimbun sesuatu yang kemudian harus diberikannya kepada orang yang dikenan Allah. Ini pun kesia-siaan dan usaha menjaring angin.  

Be wise...🙏

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA YANG DIMAKSUD CERDIK & TULUS ?

KITA DIPANGGIL UNTUK MENGIKUTI JEJAK-NYA

ALLAH BISA MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENYALURKAN KEBAIKAN-NYA