PEMBENTUKAN BISA TERJADI LEWAT GESEKAN DENGAN SESAMA KITA



(Amsal 27:17)

Besi menajamkan besi, manusia ditajamkan oleh sesamanya.
Kebenaran ini harus dimengerti dan diterima, bahwa dalam pembentukan kita menuju kesempurnaan hidup kadang Allah menggunakan orang² di sekitar kita untuk proses tersebut. 

“Ditajamkan” di sini maksudnya adalah dibuat makin baik, berkenan & sempurna👇

(Roma 12:2)  

Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: 
apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.

Kita sering membanggakan mereka yg dapat hidup menyepi, meninggalkan keramaian, dan melepaskan kesibukan hidup seperti yang dialami oleh orang yang hidup di masyarakat.

Padahal justru mereka yang hidup di perkotaan, jauh lebih sulit untuk menjalani hidup dengan penuh tantangan yang sangat berat menghadapi berbagai macam karakter manusia.

Banyak orang berpikir bahwa mereka yang hidup di kesunyian, dengan cara meninggalkan kehidupan kota, berarti sudah melepaskan segala sesuatu.

Sebenarnya yang dimaksud dengan melepaskan segala sesuatu itu bukan demikian.
Melepaskan segala sesuatu berbicara mengenai kesediaan untuk tidak terikat dengan dunia ini.

Kalau seseorang karena tidak memiliki kesempatan untuk meraih dunia lalu kemudian meninggalkan keramaian dunia. Itu bukan berarti ia telah melepaskannya secara proporsional

Paulus dapat memiliki segala sesuatu, tetapi ia melepaskannya & menganggapnya sampah (Filipi 3:7-9)

Paulus bukan dalam keadaan miskin atau kekurangan namun ia telah belajar untuk mencukupkan diri.

(Filipi 4:11)  

Kukatakan ini bukanlah karena kekurangan, sebab aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan. 《Ini tentang Sikap Hati》

Seseorang tidak bisa dikatakan tangguh berpuasa kalau berada di padang gurun di mana tidak ada air dan makanan. Tapi seorang bisa dikatakan tangguh berpuasa kalau berada di tempat di mana limpah air dan makanan,  tetapi ia tidak sampai tergoda untuk menikmatinya.

Harus di ingat bahwa Tuhan Yesus tidak memerintahkan orang percaya meninggalkan dunia untuk bisa mencapai kesucian. Tapi justru Tuhan mengutus orang percaya untuk hadir di tengah-tengah dunia ini.

(Matius 10:16)  

"Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Perlulah kita memperhatikan apa yg diajarkan Alkitab, bahwa proses pertumbuhan iman yang benar melalui peristiwa kehidupan di tengah-tengah dunia ini.

Tokoh-tokoh iman dalam Perjanjian Lama dibentuk Tuhan melalui pengalaman hidup ditengah masyarakat.
 
Yusuf didewasakan melalui saudara²nya & pengalaman ditengah masyarakat Mesir
(Kej. 37-39). Kalau Yusuf hanya tinggal di rumah Yakub, ayahnya, maka mimpi yang ia terima, yang juga merupakan janji besar dari Allah, tidak akan terwujud dalam hidupnya.

Demikian pula dengan Daud. Kalau ia tetap tinggal di padang rumput menggembalakan domba, terpisah dari pergaulan luas, maka ia tidak akan pernah menjadi raja. 
Daud diubah dan didewasakan oleh Goliat, Saul, penduduk Zif yang mengkhianatinya, dan segudang pengalaman lain yang menyakitkan. 

Semua itu merupakan cara Allah mempersiapkan Daud menjadi orang besar.

Melarikan diri dari keramaian merupakan usaha untuk mencari mudahnya hidup, seperti pengecut yang menghindari perang. (Kalah sebelum berperang)

Kita yang hidup di kota, memiliki pergumulan yang jauh lebih berat untuk hidup tidak kompromi dengan dunia ini. 

Pengertian yang salah bahwa kesucian bisa dilakukan dengan meninggalkan kesibukan wajar di tengah masyarakat (pergi ke tempat yang jauh dari keramaian), mengakibatkan banyak orang Kristen merasa tidak mungkin bisa menjadi orang suci karena tidak dapat meninggalkan kesibukan hidup didunia ini.

Dengan penjelasan di atas, diharapkan mata pengertian kita dibukakan untuk memahami kesucian yang benar.

Dalam pembentukan kita menuju kesempurnaan yg dikerjakan Tuhan, kadang Allah menggunakan manusia di sekitar kita untuk proses tersebut.

(Hakim-hakim 3:1-2)

Inilah bangsa² yg dibiarkan TUHAN tinggal untuk mencobai orang Israel itu dengan perantaraan mereka, yakni semua orang Israel yg tidak mengenal perang Kanaan.
Maksudnya hanyalah, supaya keturunan² orang Israel yang tidak mengenal perang yang sudah-sudah, dilatih berperang oleh TUHAN.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

APA YANG DIMAKSUD CERDIK & TULUS ?

KITA DIPANGGIL UNTUK MENGIKUTI JEJAK-NYA

ALLAH BISA MEMAKAI SIAPA SAJA UNTUK MENYALURKAN KEBAIKAN-NYA